Mengatasi Stigma: Menjadi Gendut Di Dunia Yang Mengutamakan Kurus
Mengatasi Stigma: Menjadi Gendut Di Dunia Yang Mengutamakan Kurus – Jakarta (ANTARA) – Penyanyi Reza Artamevia tengah menarik perhatian dengan berat badannya. Namun, ia tidak hanya mengincar langsing saja, tapi juga bentuk tubuh proporsional.
Seperti sebagian wanita, penyanyi Reza Artamevia juga mengalami kenaikan berat badan. Beberapa waktu lalu, wanita kelahiran 1975 ini mengaku memiliki berat badan sebanyak 73,4 kg. Reza pun mengikuti program diet sehat untuk menurunkan berat badan dan mencapai bentuk tubuh proporsional.
Mengatasi Stigma: Menjadi Gendut Di Dunia Yang Mengutamakan Kurus
. “Seiring bertambahnya usia, saya tidak bisa menurunkan berat badan,” ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Yayasan Aids Indonesia (@yaids) • Instagram Photos And Videos
“Karena saya suka olah raga, massa otot saya cukup bagus, jadi berat badan yang sama tidak bisa dijadikan tolok ukur kegemukan atau ketipisan. Saya mengusahakan bentuk tubuh saya proporsional, sekaligus tetap sehat,” kata “Pertama ” lanjut penyanyi itu.
Adapun penyebab kenaikan berat badannya, Reza mengatakan ada berbagai faktor, salah satunya adalah stres karena terbatasnya aktivitas dan ruang gerak di masa pandemi COVID-19 belakangan ini. Di sisi lain, ada pula kebiasaan ngemil berlebihan.
Ia kemudian termotivasi untuk hidup lebih sehat dengan konsisten mengikuti program makan sehat yang meliputi mengatur kebiasaan makan, tidur, dan olahraga teratur. Setelah program ini, berat badan anak berhasil diturunkan dalam dua minggu.
“Olahraga membantu saya tidur nyenyak. Yang pasti setelah program pola hidup sehat, saya tetap mengonsumsi makanan yang baik, seperti protein dan semacamnya, saya berolahraga tiga kali seminggu, bahkan ketika saya punya waktu luang, seminggu 5 kali. Sampai saya ketagihan, Saya dengan olahraga, “katanya.
Penyebab Dan Gejala Asam Urat Sering Disepelekan, Kenali Sebelum Terlambat
Juga seperti saya sudah berada di dalam tabung selama 30 menit dan saya sudah berkeringat. Itu membantu, dan dokter juga membantu saya tertidur lebih cepat karena saya penderita insomnia. “Karena metabolisme tubuh perlu didukung dengan tidur yang nyenyak,” lanjut Reza yang berharap pola hidup sehatnya dapat menularkan kepada orang lain standar yang sering mengunggulkan tubuh kurus, masalah kesehatan terkait obesitas, serta citra diri dan diri sendiri. -persepsi percaya diri.
Selain itu, terdapat stigma sosial terkait obesitas yang dapat memengaruhi perasaan seseorang terhadap dirinya di masyarakat.
1. Tekanan sosial dan budaya: Standar kecantikan di masyarakat seringkali menonjolkan tubuh kurus sebagai idaman, sehingga masyarakat merasa takut atau terbebani jika tidak memenuhi standar tersebut.
2. Stigma sosial: Obesitas sering dikaitkan dengan stereotip negatif seperti kurangnya disiplin diri, kelemahan, atau kurangnya daya tarik sosial. Hal ini dapat membuat orang merasa tidak nyaman atau tidak nyaman pada tubuhnya.
Apa Itu Body Shaming? Pahami Jenis Dan Dampaknya Pada Korban
3. Kesehatan: Obesitas dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti diabetes, jantung, dan tekanan darah tinggi. Orang mungkin takut akan dampak kesehatan dari obesitas.
4. Kenyamanan fisik dan mobilitas: Berat badan berlebih dapat mempengaruhi kenyamanan fisik seseorang dan mempersulit aktivitas sehari-hari. Bagi sebagian orang, hal ini bisa menjadi motivasi untuk menghindari obesitas.
5. Pengaruh media: Penggambaran tubuh ideal yang seringkali idealis di media dapat mempengaruhi konsep diri seseorang dan ketakutan akan bertambahnya berat badan.
6. Masalah psikologis: Beberapa orang mungkin mengalami kecemasan atau gangguan makan yang membuat mereka takut berat badannya bertambah.
Pdf) Psikologi Pendidikan
Penting untuk diingat bahwa persepsi dan reaksi terhadap obesitas dapat sangat bervariasi antar individu dan budaya. Mengatasi ketakutan ini sering kali melibatkan pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri dan pendekatan holistik terhadap kesehatan dan kesejahteraan seseorang.
Jika Anda mengikuti diet, terkadang Anda mungkin mengalami efek samping seperti kekurangan nutrisi. Suplemen dapat membantu menggantikan apa yang hilang dari diet Anda. Misalnya:
Suplemen ini dapat membantu, namun penting juga untuk mendapatkan saran dari ahli kesehatan atau ahli gizi sebelum mengonsumsi suplemen apa pun.
1. Makan sederhana dan seimbang: Pilih makanan yang kaya nutrisi, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Hindari makanan olahan dan terlalu manis.
Paham Kok, Kalau Kita Manusia Bisa Punya:, # Keraguan, # Ketakutan, # Kekuatiran, # Penyesalan, ., 💡”segala Perkara Dapat Kutanggung Di Dalam Dia Yang Memberi Kekuatan Kepadaku.”💡, ., Jadi Ga Perlu
2. Berlatihlah makan dalam jumlah yang tepat: Pastikan jumlah kalori yang Anda makan tidak melebihi jumlah kalori yang Anda bakar setiap hari. Kurangi asupan kalori dengan menghindari makanan tinggi lemak dan gula.
3. Olahraga teratur: Lakukan olahraga aerobik seperti jalan kaki, lari, berenang atau bersepeda minimal 30 menit sehari, lima kali seminggu. Selain itu, lakukan latihan kekuatan untuk membangunkan otot Anda.
4. Minum air putih yang cukup: Minumlah air putih minimal 8 gelas sehari untuk mencegah dehidrasi dan menjaga kesehatan metabolisme.
5. Istirahat yang cukup: Pastikan Anda tidur 7-9 jam setiap malam. Kurang tidur dapat meningkatkan rasa lapar dan mempengaruhi proses metabolisme.
Tak Kacak La Badan Mengeleber & Tak Fit, Nah 7 Tip ‘simple’ Hilangkan Gemuk Air
6. Kendalikan stres Stres dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan dan menghambat proses penurunan berat badan. Latih teknik relaksasi seperti yoga atau meditasi.
7. Luangkan waktu Anda: Turunkan berat badan secara bertahap dengan tujuan yang realistis. Proses penurunan berat badan yang sehat terjadi secara konsisten dan berkelanjutan. Jakarta (ANTARA News) – Penelitian menunjukkan bahwa julukan “gemuk” dapat menimbulkan luka psikologis pada anak dan membuat mereka cenderung mengalami kenaikan berat badan di kemudian hari.
Anak-anak yang orang tuanya menyebut mereka kelebihan berat badan menjadi lebih gemuk di masa dewasa dibandingkan anak-anak dengan berat badan yang sama yang orang tuanya tidak menyebut mereka gemuk.
Eric Robinson dari Universitas Liverpool dan Angelina Sutin dari Florida State University menganalisis dua penelitian yang mengamati perkembangan anak.
Velika Lianto (@velikalianto) • Instagram Photos And Videos
Studi pertama, Longitudinal Study of Australian Children, mengamati berat badan anak-anak dari 4.983 keluarga dari usia empat atau lima tahun hingga usia 14 atau 15 tahun.
Penelitian tersebut menanyakan kepada orang tua apakah menurut mereka anak mereka kekurangan berat badan, berat badan normal, sedikit kelebihan berat badan, atau obesitas.
Penulis menyatakan bahwa “anak-anak yang mengalami obesitas pada usia 4 atau 5 tahun menjadi lebih gemuk pada dekade berikutnya karena mereka mengira mereka terlalu gemuk.”
Anak-anak tersebut juga “berusaha menurunkan berat badan lebih banyak selama diet pada usia 12 atau 13 tahun dibandingkan mereka yang dianggap memiliki berat badan normal pada masa kanak-kanak.”
Mpu 1013 Penghayatan Etika & Peradaban
Satu dari lima anak dalam penelitian ini mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, meskipun 86 persen orang tua mereka menganggap anak mereka memiliki berat badan normal.
Orang tua dari anak usia 9 dan 13 tahun disurvei dan ditanya apakah menurut mereka berat badan anak mereka normal, terlalu kurus, atau terlalu gemuk.
Dibandingkan dengan anak-anak yang dianggap memiliki berat badan normal oleh orang tuanya, anak-anak yang dianggap kelebihan berat badan pada usia 9 tahun “lebih berat pada usia 13 tahun”.
Banyak orang tua yang tidak menganggap anaknya gemuk, padahal sepertiga anak memiliki indeks massa tubuh yang menandakan kelebihan berat badan atau obesitas.
Jangan Panggil Anak Anda “gemuk”
Dari anak-anak yang kelebihan berat badan, lebih dari separuh (55%) adalah anak normal dan 44% kelebihan berat badan. Pada praktiknya, fobia ini paling banyak dialami oleh perempuan.
Hal ini disebabkan masih adanya persepsi luas di masyarakat bahwa wanita berbadan gemuk adalah sosok yang malas dan menjalani gaya hidup tidak sehat. Ada yang mengasosiasikannya dengan kecerdasan intelektual dan bukan dengan kecantikan.
Sikap ini jelas diskriminatif karena tidak semua perempuan bisa mengontrol ukuran tubuhnya. Selain itu, standar kecantikan terkadang cukup bervariasi.
Selain itu, secara historis, berat badan telah digambarkan sebagai simbol kekayaan dan kelas. Dahulu, orang gemuk dianggap sebagai orang yang mempunyai golongan ekonomi baik karena mudah mendapatkan makanan. Hal ini berbeda dengan dunia modern di mana tubuh kurus melambangkan kelas atas.
Quinsha R. Shita
Kebanyakan menyerang wanita. Dalam kondisi tertentu, perempuan menjadi terpinggirkan akibat stigmatisasi ganda. Diskriminasi yang diakibatkannya bisa berupa verbal hingga perbedaan gaji karena dianggap kurang produktif.
Hal ini menciptakan stigma negatif yang dikaitkan dengan tingkat depresi, kecemasan, dan harga diri seseorang. Kebanyakan orang berpikir bahwa mengkritik tubuh seseorang dapat membuat dirinya berubah menjadi lebih baik, padahal yang terjadi justru sebaliknya.
Kritik terhadap bentuk tubuh meningkatkan rasa malu yang justru dapat menurunkan motivasi berolahraga dan memiliki tubuh yang lebih positif.
Sebuah penelitian di Amerika menemukan bahwa perempuan yang menambah berat badan sebenarnya memperoleh upah yang lebih rendah, hingga $10.000 hingga $19.000. Hasil penelitian serupa yang dilakukan oleh Vanderbilt University School of Law menemukan bahwa perempuan “obesitas” cenderung mendapatkan pekerjaan bergaji lebih rendah yang melibatkan pekerjaan manual.
Ramai Soal Badan Gendut Tanda Seseorang Bahagia, Ini Kata Dokter Halaman All
Himmelstein mencatat bahwa perempuan “obesitas” kurang terlayani ketika mereka mengunjungi pusat kesehatan. Keluhan dugaan penyakit seringkali disangka disebabkan oleh berat badan. Dokter menyarankan untuk mencoba menurunkan berat badan lebih dari sekadar mendiagnosis penyakit Anda.
Staf medis sebenarnya lebih terobsesi dengan berat badan seseorang. Inilah sebabnya mengapa wanita gemuk selalu menghindari dokter karena mengalami diskriminasi saat berobat. Mereka lebih memilih mengabaikan penyakit yang mereka rasakan dibandingkan harus menghadapi hinaan dari petugas medis.
Orang-orang di sekitarnya sebenarnya biasanya lebih stres dibandingkan wanita lain. Kondisi ini meningkatkan risiko penyakit dan kematian.
Stres psikologis yang disebabkan oleh diskriminasi terus-menerus dan perasaan tidak berharga pada akhirnya mempengaruhi seluruh sistem tubuh. Maka efek ini menjadi
Cara Diet Anisah Yang Sukses Turun Dari 100 Kg Menjadi 54 Kg Halaman All
Masyarakat telah meningkatkan risiko depresi dan kecemasan pada wanita obesitas. Mereka harus menanggung pelecehan verbal tentang bentuk tubuh mereka. Sayangnya, mereka tidak bisa menghadapinya karena mentalitas mereka sudah hancur.
Tidak mudah melawan stigma yang sudah mengakar di masyarakat. Oleh karena itu, banyak korban yang tidak mengungkapkan perasaannya secara langsung. Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk melawan
Hanya karena masyarakat begitu terobsesi dengan bentuk tubuh manusia tidak serta merta memberikan hak untuk mengomentari wanita berbadan besar. Meski dikatakan sebagai bentuk dukungan kesehatan, namun komentar mengenai bentuk tubuh lebih besar tetap saja berkonotasi negatif.
. Kebanyakan orang lebih suka berbicara tentang penurunan berat badan, pola makan, dan asupan kalori daripada cara mencintai diri sendiri. Hal ini tidak menjadi masalah jika disimpan untuk kepentingan